
Apa itu Dry Eye Syndrom?
Setiap saat kedua bola mata kita dilindungi oleh air mata atau tear film. Tear film merupakan pertahanan pertama yang menjaga permukaan bola mata kita dari paparan debu dan mikroorganisme termasuk bakteri dan virus. Tear film juga menjaga agar permukaan bola mata kita tetap lembab dan mencegah gesekan antara kelopak mata dan permukaan kornea setiap kali kita berkedip.
Mata kering atau dry eye syndrome adalah kondisi dimana tear film tidak stabil dari segi jumlah dan kualitas sehingga kehilangan kemampuan untuk melindungi permukaan mata. Produksi air mata yang menurun atau air mata mudah menguap dapat menyebabkan kurangnya jumlah air mata dan ketidakstabilan. Konsekuensi dari dry eye syndrome mulai dari iritasi mata ringan sampai peradangan hebat dan bahkan timbulnya perlekatan dan jaringan parut pada permukaan mata pada kondisi kronis.
Dry eye syndrome bukanlah kondisi yang jarang, bahkan seringkali pasien berobat ke dokter mata oleh karena keluhan mata kering. Di Amerika Serikat, hampir 50% warganya yang berusia 18 tahun ke atas mengalami gejala dry eye syndrome.
Apa saja gejala dry eye syndrome?
Beberapa gejala dry eye syndrome yang dapat dikeluhkan antara lain:
- Mata terasa perih dan sensasi nyeri
- Gatal dan kering pada mata
- Kelopak mata lengket saat bangun tidur
- Mata terasa berat dan pegal
- Mata mudah merah
- Mata sering mengeluarkan kotoran
- Sensitif terhadap cahaya (mudah silau atau photophobia)
- Pandangan kabur atau tidak fokus dan kembali setelah berkedip
- Sensasi adanya benda asing (seperti berpasir) di dalam bola mata
- Mata mudah berair
Mungkin ini terdengar aneh, akan tetapi permukaan mata yang teriritasi dan jumlah air mata yang kurang akan memicu kelenjar air mata untuk berproduksi lebih banyak, kondisi ini disebut juga “reflex tearing”. Walaupun demikian, air mata yang diproduksi tetap tidak stabil untuk mengatasi mata kering sehingga rasa berair ini terjadi terus menerus.
Faktor apa yang dapat memicu seseorang mengalami dry eye syndrome?
Beberapa faktor dapat memicu terjadinya dry eye syndrome, antara lain:
- Aktivitas dengan komputer
- Saat kita bekerja di hadapan computer atau smartphone or perangkat digital lainnya, mata memiliki kecenderungan untuk lebih jarang berkedip. Keadaan ini memicu penguapan air mata yang lebih besar dan meningkatkan risiko dry eye syndrome.
- Penggunaan lensa kontak
- Adanya lensa kontak pada permukaan mata sedikit banyak akan mengganggu kestabilan air mata dan menyebabkan penipisan lapisan air mata. Akibatnya, air mata menjadi lebih mudah menguap dan menimbulkan gejala dry eye syndrome.
- Proses penuaan
- Dry eye syndrome dapat terjadi pada kalangan usia berapapun, akan tetapi kejadian dry eye syndrome menjadi lebih sering ditemukan seiring dengan bertambahnya usia, khususnya diatas usia 50 tahun.
- Menopause
- Wanita pasca menopause memiliki risiko dry eye syndrome lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada usia yang sama.
- Lingkungan indoor
- Ruangan ber-AC atau kipas angin memiliki tingkat kelembaban yang rendah, kondisi ini dapat mempercepat penguapan air mata dan menimbulkan keluhan mata kering.
- Lingkungan outdoor
- Orang yang tinggal di daerah dengan iklim dan lingkungan yang kering dan berangin juga dapat berisiko dry eye syndrome.
- Kondisi kesehatan lainnya
- Adanya masalah kesehatan lain, seperti diabetes, thyroid, lupus, rheumatoid arthritis, dan sindroma Sjogren, dapat menyebabkan dry eye syndrome.
- Pemakaian obat-obatan
- Konsumsi obat-obatan tertentu jangka panjang seperti obat antihistamin (obat antialergi), antidepresan, beberapa jenis obat penurun tekanan darah, dapat meningkatkan risiko timbulnya dry eye syndrome. Begitu juga dengan penggunaan obat tetes mata dengan preservative apabila digunakan untuk jangka panjang dapat meningkatkan risiko dry eye syndrome.
- Masalah pada kelopak mata
- Kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna saat mengedip atau tidur, dapat menyebabkan penguapan air mata berlebih dan keringnya permukaan bola mata
- Merokok
Apa bahayanya dry eye syndrome apabila tidak diobati?
Dry eye syndrome seringkali dianggap sebagai kondisi sepele dan biasa saja akibat mata yang lelah karena aktivitas sehari-hari, dan kerapkali diabaikan.
Pada mulanya, dry eye syndrome mungkin saja tidak menyebabkan kondisi serius, namun dapat mengganggu aktivitas dan pekerjaan sehari-hari, menurunkan kualitas hidup, dan menimbulkan ketergantungan atau keharusan terhadap obat tetes mata. Apabila dry eye syndrome terus dibiarkan, komplikasi yang lebih berat dapat terjadi, seperti infeksi kornea (disebut juga keratitis atau corneal ulcer) yang dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan permanen apabila tidak ditangani dengan segera. Atau dry eye syndrome juga dapat menyebabkan infeksi selaput mata berulang (conjunctivitis), atau bahkan peradangan yang hebat sehingga terjadi perlekatan pada seluruh permukaan bola mata.
Bagaimana mengetahui bahwa saya mengalami dry eye syndrome atau tidak?
Jika Anda mengalami beberapa gejala seperti disebut diatas dan berada di salah satu kondisi pemicu, maka sebaiknya Anda berkonsultasi dengan team dokter kami di JEC.
Pemeriksaan oleh dokter mata sangat diperlukan untuk menentukan derajat dry eye syndrome yang Anda alami untuk menentukan pilihan pengobatan.
Jangan sampai kondisi dry eye syndrome menjadi berat dan mengganggu aktivitas serta kualitas hidup Anda sehari-hari. Bagi Anda yang masih ingin mengetahui lebih lanjut pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan untuk dry eye syndrome dan juga pengobatnnya, nantikan artikel selanjutnya