JECIM 2020: Mewujudkan Vision Of Perfection

  07 Feb 2020

  1,525 Views

Share

Jakarta, 7 Februari 2020 – JEC, Rumah Sakit spesialis mata dengan standar layanan internasional, kembali menggelar ajang tahunan berkelas internasional JECIM (JEC International Meeting) ke-4 dan World Congress of Ophthalmic of Anesthesia ke-5, mengambil tema besar ‘Vision Of Perfection.’ Gelaran yang menjadi bagian dari perayaan hari jadi JEC ke-36 ini menghadirkan narasumber dari berbagai negara dan peserta yang terdiri dari kalangan rumah sakit dan medis.

Dalam sambutan pembuka, Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K); Direktur Utama RS JEC @ Menteng, Kepala Bedah Refraktif JEC dan Ketua Panitia JECIM 2020 menyampaikan, “Tahun 2020 merupakan tahun istimewa bagi para Dokter spesialis  mata dan para praktisi dibidang pelayanan kesehatan mata, tahun pencapaian Vision 2020 – dimana penduduk dunia, khususnya mereka yang mengalami kebutaan berhak memiliki penglihatan optimal dan penyebab utama kebutaan dapat dieliminasi.”

“JECIM menjadi forum yang sangat bermanfaat bagi dunia kedokteran di Indonesia, khususnya kesehatan mata, untuk mengembangkan diri dan potensi melalui agenda simposium, workshop dan lecture. Pada JECIM 2020 kali ini, kami memperkenalkan teknologi semi-robotic surgery pada operasi katarak dan retina – dilengkapi dengan modern microscope dan Ophthalmic Trauma Service yang menyediakan penanganan komprehensif bagi pasien dengan trauma pada mata,” tambah Dr. Setiyo Budi Riyanto.

Sejalan dengan upaya JEC menjadi yang terdepan dalam pelayanan kesehatan, setelah menghadirkan layanan FLACS (Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery) – dimana keseluruhan proses operasi katarak menggunakan laser, tanpa pisau bedah, kini JEC membuat terobosan menjadi pionir di Indonesia dalam mengimplementasikan teknologi semi-robotic guna mendukung tindakan operasi katarak dan retina dan membuka Ophthalmic Trauma Service guna memastikan pasien dengan trauma mata mendapatkan penanganan komprehensif.

Dalam melakukan operasi katarak dan retina, para dokter mengandalkan mikroskop untuk dapat mendapatkan tampilan mata secara menyeluruh (top-down). Teknologi semi-robotic surgery telah diimplementasikan di JEC, dilengkapi dengan digital microscope dengan high-quality optics sehingga tim medis dapat melihat detail intraocular dengan sangat baik. Teknologi ini hanya membutuhkan intensitas cahaya kecil, sehingga pasien tidak merasa silau dan lebih nyaman, hal ini membantu tim medis selama proses operasi karena pasien lebih kooperatif.

“Keberadaan digital microscope dengan resolusi yang lebih tinggi, memungkinkan kami mendapatkan tampilan tiga dimensi yang jelas dan lebih nyata dari mata pasien, detail setiap bagian hingga ke jaringan kecil. Bagi para dokter, digital microscope ini juga membuat lebih nyaman, efektif dan efisien. Dengan tampilan tiga dimensi, dokter dapat menjangkau dengan mudah bagian yang sulit terlihat dan meminimalkan trauma pascaoperasi pada pasien,” kata Dr. Elvioza, SpM(K), Ketua Retina Service dan Dokter spesialis Mata subspesialis Vitreoretina JEC.

Beberapa kasus kebutaan timbul karena trauma pada mata, yang jumlahnya kian meningkat dari tahun ke tahun. Berangkat dari keprihatinan ini, JEC mempelopori pembukaan Ophthalmic Trauma Service yang menyediakan layanan komprehensif dengan dukungan tenaga medis dari berbagai subspesialis, sesuai dengan kondisi pasien dan kebutuhan pasien.

“Trauma pada mata dapat mengakibatkan penurunan tajam penglihatan hingga kebutaan yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup dan produktivitas pasien. Hal ini juga akan berdampak tidak hanya kepada pasien, namun juga ke keluarga pasien. Tim Ophthalmic Trauma Service akan membuat tata laksana penanganan trauma mata yang menyeluruh, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien, melibatkan tim medis dari berbagai subspesialis,” kata Dr. Yunia Irawati, SpM(K); Ketua Ophthalmic Trauma Service JEC. “Kerja sama yang baik antara tim medis dengan pasien dan keluarganya, menjadi kunci keberhasilan penanganan trauma mata dan mengembalikan fungsi penglihatan pasien.”

Pada JECIM 2020, Dr. Yunia Irawati, SpM(K) menjadi pembicara yang memaparkan tentang Ophthalmic Trauma Service di JEC. Fokus materinya mencakup manajemen komprehensif penanganan trauma pada mata dan kompleksitas di sekitarnya. Dalam program ini JEC menggandeng Asia Pacific Ophthalmic Trauma Society (APOTS) – Organisasi yang mengkhususkan pada pengaturan kualitas dan standar dalam penanganan trauma pada mata. Melalui pemaparan Ophthalmic Trauma Service ini, JEC juga berharap dapat meningkatkan pemahaman tentang trauma mata dan mendorong dunia kesehatan mata di Indonesia untuk membangun, mengembangkan dan mengimplementasikan manajemen trauma mata yang tepat.

 

Tentang JECIM 2020

JECIM 2020 ini yang bersamaan dengan HUT JEC ke 36 yg jatuh pada tanggal 1 Februari merupakan upaya nyata JEC mendukung inisiatif global Vision 2020, melalui pengembangan sumber daya manusia dalam bentuk edukasi dan pelatihan. Bersamaan dengan acara ini berlangsung juga World Congress of Ophthalmic Anesthesia (WCOA) ke-5, yang juga menghadirkan pembicara internasional dan diharapkan dapat bermanfaat bagi para dokter spesialis Anestesi dan dokter spesialis mata. Keberadaan acara ini juga tak lepas dari dukungan World Association of Eye Hospitals (WAEH) dan ASEAN Association of Eye Hospitals (AAEH) – dimana JEC juga merupakan salah satu founder lembaga ini, dan juga dukungan dari Indonesian Ophthalmology Association (IOA/PERDAMI) dan Anggota Asosiasi Rumah Sakit Mata Indonesia (ARSAMI).

JECIM 2020 yang mengambil tema ‘Vision Of Perfection’ ini, berlangsung mulai 6 hingga 8 Februari 2020 di Hotel Pullman, Central Park Jakarta. Pembahasan hari pertama lebih memfokuskan pada manajemen rumah sakit (hospital management) yang berkaitan dengan kesehatan mata. Peserta JECIM selain dari kalangan Dokter spesialis mata dan praktisi dibidang pelayanan kesehatan mata, juga mencakup tim medis dan jajaran manajemen rumah sakit yang menyediakan layanan spesialis kesehatan mata serta lembaga atau institusi yang terkait kesehatan mata, baik dari dalam maupun luar negeri.

icon-doctor