Gerakan Matahati dan JEC melakukan kick off dalam rangkaian operasi katarak gratis bagi 910 pengidap katarak, dalam rangka peringatan sewindu Gerakan Matahati dan ulang tahun ke-91 salah satu pendirinya, Bapak Pandji Wisaksana. Kegiatan operasi katarak gratis ini juga sejalan dengan visi pemerintah Indonesia mewujudkan 2020 bebas buta katarak.
Sebagai pusat layanan kesehatan mata paling modern dan terlengkap di Indonesia, JEC memiliki kepedulian dan rasa tanggungjawab sosial. Pada kesempatan kali ini, JEC bermitra dengan Gerakan Matahati, yang memiliki kepedulian terhadap pengidap katarak yang kurang mampu. Dalam pelaksanaan kick off 910 Operasi Katarak Gratis ini, selain JEC dan Matahati, pihak yang terlibat lainnya adalah Kompas Gramedia, Lions Club, dan Jakarta Post. Selain di Jakarta, kegiatan ini akan berlangsung di beberapa kota secara bertahap hingga tercapai 910 orang.
Sebagai RS Mata yang telah mendapatkan standar Joint Commission International (JCI) dari AS, tentunya JEC @ Kedoya menerapkan layanan kesehatan mata berstandar internasional dalam setiap pelaksanaan tindakan operasi – mulai dari tahap pra, intra hingga pasca operasi dalam pelaksanaan Operasi Katarak Gratis di JEC ini.
Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM (K), Ketua Service Katarak dan Bedah Refraktif JEC, dan Direktur Utama JEC @ Menteng mengungkapkan, “Standar pelayanan internasional ini juga berlaku dalam pelaksanaan Bakti Katarak hari ini. Penerapan teknologi terkini dalam prosedur operasi mempercepat proses pengangkatan katarak dan waktu pemulihan pasca operasi yang relatif lebih singkat.”
Presiden Direktur JEC Korporat & Direktur Utama JEC @ Kedoya Dr. Johan A. Hutauruk, SpM (K), mengatakan, “Katarak atau kekeruhan lensa mata masih menjadi salah satu penyebab kebutaan terbanyak di dunia, diperkirakan setiap tahun ada satu pengidap baru katarak di antara 1.000 orang.” Keberadaan Indonesia sebagai negara tropis, menjadikan penduduknya memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penduduk di daerah subtropik.
“Kami berharap ke depannya akan semakin banyak mitra kerja yang turut mendukung kegiatan ini, sehingga dapat mempercepat tercapainya visi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia bebas buta katarak,” tambah dokter Johan.
Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan katarak menjadi penyebab 50% kebutaan di Indonesia dan setiap tahun diperkirakan kasus baru buta katarak bertambah sebesar 0,1% dari total jumlah penduduk. Sementara itu kemampuan mengurangi jumlah pengidap buta katarak melalui operasi baru mencapai 180.000 per tahun, sehingga setiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah pengidap katarak sebesar lebih kurang 70.000.
Ketua Pelaksana Matahati, Wandi S. Brata, mengatakan “Gerakan Matahati telah rutin membantu pelaksanaan operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu sejak awal berdirinya pada tahun 2008. Sampai dengan Maret 2016 Matahati telah melakukan 14.825 operasi bagi sekitar 18.025 pasien tidak mampu tanpa menarik biaya sama sekali.”
Salah satu pendiri Matahati, Pandji Wisaksana, mengungkapkan bahwa kegiatan 910 Operasi Katarak Gratis ini sebagai bentuk syukurnya memasuki usia ke-91 dan hari jadi pernikahan platinum (70 tahun). “Kami ingin berbagi kasih kepada mereka yang memerlukan tindakan operasi katarak, sebagai peringatan momen spesial ulang tahun saya ke-91 tahun dan pernikahan kami ke-70. Harapan kami, kegiatan 910 Operasi Katarak Gratis dapat meningkatkan kualitas hidup pasien pengidap katarak dan tentunya turut mendukung visi Gerakan Matahati dan pemerintah.”
Kegiatan kick off 910 Operasi Katarak Gratis di JEC @ Kedoya ini, juga mendapat dukungan dari berbagai lembaga yang peduli kesehatan mata, salah satunya Komite Mata Nasional (Komatnas) – lembaga di bawah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membantu pemerintah dalam menurunkan angka kebutaan di Indonesia, dengan salah satu misinya mengkoordinasi berbagai kegiatan operasi mata gratis; dan Perhimpunan Dokter Mata Se-Indonesia (PERDAMI).